Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS

Demam kelinci, atau yang dikenal dengan istilah rabbit fever, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia, biasanya melalui gigitan serangga atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Meskipun demam kelinci jarang terjadi di Indonesia, namun kasusnya telah melonjak di Amerika Serikat.

Gejala demam kelinci bisa bervariasi, mulai dari demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih serius, seperti pneumonia atau infeksi darah, jika tidak segera diobati.

Peningkatan kasus demam kelinci di AS disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, perubahan lingkungan, dan peningkatan populasi hewan pembawa penyakit. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap kemungkinan penularan demam kelinci.

Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang bisa diambil, antara lain:

1. Hindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama kelinci, tikus, dan serangga yang dapat menjadi pembawa penyakit.

2. Gunakan perlindungan saat berada di area yang diyakini terdapat hewan pemberi penyakit, seperti sarung tangan dan masker.

3. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala demam kelinci, terutama jika memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi.

4. Pastikan hewan peliharaan Anda mendapatkan vaksinasi yang diperlukan untuk mencegah penularan penyakit.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya demam kelinci dan langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil, diharapkan kasus demam kelinci dapat ditekan dan dikendalikan. Kesehatan dan keselamatan selalu menjadi prioritas utama, jadi jangan ragu untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap penyakit demam kelinci.